Wan Abud naik taxi. Setelah turun, dia bertanya: “BERAFA?”
“20 ribu, tuan.” Jawab Supir.
Wan Abud lantas memberi 10 ribu.
“Kok cuma 10 ribu?!!” Kata si Supir Marah
“Heh, kita kan naik berdua! ANA BAYAR SEFARUH, ENTE SEFARUH JUGA DONK!”
Wan Abud naik taxi. Setelah turun, dia bertanya: “BERAFA?”
“20 ribu, tuan.” Jawab Supir.
Wan Abud lantas memberi 10 ribu.
“Kok cuma 10 ribu?!!” Kata si Supir Marah
“Heh, kita kan naik berdua! ANA BAYAR SEFARUH, ENTE SEFARUH JUGA DONK!”
Apa itu Magic Puzzle dan Magic Sirkuit? Tidak istimewa memang, tapi itu adalah nama dua alat peraga pembelajaran matematika yang saya buat bersama dengan teman-teman ketika mengikuti mata kuliah Workshop.
Alat pembelajaran yang kami buat ini untuk memudahkan siswa kelas IV SD memahami materi konsep keliling dan luas bangun datar.
Pengin tahu lebih detail? Yups berikut rinciannya:
PETUNJUK PENGGUNAAN MAGIC PUZZLE
Petunjuk Umum
Bilangan Kompleks: Suatu bilangan berbentuk a + ib denagn a dan b bilangan – bilangan real dan I = -1 (atau i² = -1 ).
Bilangan Kongkret: Bilangan yang mengacu ke objek atau satuan tertentu, seperti 3 orang, 2 rumah; bilangan dan acuannya dinamakan bilangan kongkret.
Bilangan Kuadrat: Suatu bilangan yang dapat ditunjukkan sebagai hasil kali dari dua bilangan yang sama. Contoh: 25 = 5 x 5. Jadi 25 adalah bilangan kuadrat.
Bilangan Majemuk: Suatu bilangan bulat yang bukan prima yang memiliki lebih dari dua factor.
Bilangan Ordinal: Bilangan yang menyatakan urutan. Misal kesatu, kedua, ketiga dan seterusnya.
Bilangan Prima: Bilangan bukan 1,bilangan yang bisa dibagi satu dan bilangan itu sendiri. Misal 2, 3, 5, 7 ,11 dan lain – lain.
Bilangan rasional: Bilangan yang dapat dinyatakan sebagai / b dengan a dan b bilangan bulat, b0.
Bilangan Real: Bilangan yang terdiri dari bilangan rasional dan irrasional.
Engkaulah minyak atar
Meskipun masih tersimpan
Dalam kuntum yang akan mekar
(Iqbal, Javid Nama)1
Buku bertajuk cinta. Ah, buku itu begitu menarik hatiku. Apakah mungkin karena aku yang tengah dilanda cinta, ataukah aku yang sangat ingin mengerti hakikat dan makna cinta, dan mampu mendefinisikannya secara tertata. Ataukah aku yang ingin memiliki cinta dan memaknainya sebagai kata kerja, bukan kata benda, ataukah, aku yang sangat ingin menjadi pemuja cinta dalam bingkai cinta kepada-Nya? Mungkin aku perlu meminta fatwa pada hatiku, hingga nampaklah apa yang ada dalam hati dan fikiranku. Tapi sepertinya, semua itu adalah benar adanya. Tak pelak lagi, buku “Jalan Cinta Para Pejuang”, karya Salim A. Fillah, menjadi buku favorit yang menempati posisi wahid.